Wednesday, September 25, 2019

abdu, semua uangnya habis buat iuran

abdu, udah tau belum kalau awal tahun depan BPJS bakal naik 2 kali lipat lebih?

 

Saya Heri, dari organisasi Jamkeswatch. Di Jamkeswatch, kami mengawal JKN-BPJS Kesehatan dan mendampingi masyarakat yang kesulitan mendapat hak atas kesehatannya.

 

Selama kerja di situ, saya ketemu dengan banyak orang. Tapi cerita tentang Pak Mat Kosim yang paling membekas di ingatan saya.

Karena keterbatasan fisiknya (nggak bisa jalan), Pak Mat Kosim hanya bisa jualan untuk cari nafkah. Penghasilannya pun jauh dari cukup untuk penuhi kebutuhan keluarga. Jadi ia terpaksa menunggak iuran BPJS hingga Rp 7 juta.

 

Mungkin banyak orang pikir, "Kok bisa nunggak sih? Kan iuran BPJS murah."

 

Tiap bulan Pak Mat Kosim harus bayar iuran Rp 204 ribu untuk 4 orang keluarganya. Padahal rata-rata pendapatannya tiap bulan hanya Rp 400-600 ribu.

 

Pak Mat Kosim adalah satu dari jutaan rakyat miskin di Indonesia yang bahkan untuk penuhi kebutuhan pokok aja mereka kesulitan. 

 

Nah pemerintah baru aja bilang akan naikkan iuran BPJS hingga 2 kali lipat lebih

 

Gimana orang-orang seperti Pak Mat Kosim bisa bayar iuran segitu? Dengan kenaikan itu, ia harus bayar Rp 440 ribu/bulan. Seluruh penghasilannya bakal habis untuk bayar iuran BPJS aja.

 

Kata Pemerintah iuran BPJS naik karena BPJS defisit. Tapi pertanyaannya, apakah dengan naikin iuran BPJS akan hilangin defisit itu?

 

Sebenarnya, akar masalah defisit itu ada di pengelolaan BPJS Kesehatan yang amburadul. Menurut Jamkeswatch pemerintah bisa turunkan defisit dengan cara lain kok. Misalnya melakukan evaluasi tarif yang dibayarkan BPJS ke rumah sakit dan klinik/Puskesmas.

 

Pemerintah juga bisa tarik lebih banyak anggaran dari cukai rokok yang jadi penyebab banyak penyakit serius, atau mendorong peserta BPJS lebih patuh membayar, dan maksimalkan pungutan dari perusahaan.

 

Saya mau ajak kamu untuk ikut tolak kenaikan BPJS. Kalau BPJS gak jadi naik, Pak Mat Kosim dan rakyat miskin lain tetap bisa berobat murah. 

 

Saya yakin, masalah ini nggak cuma dialami Pak Mat Kosim, tapi bisa juga orang-orang di sekitarmu. Suaramu bisa membantu mereka, setidaknya meringankan beban hidup mereka dari iuran yang memberatkan.

 

Salam, 

 

Heri Irawan.

Jamkeswatch Indonesia

 

Tandatangan petisi

No comments:

Post a Comment