Friday, June 9, 2017

3.9. Perancangan dan Pengembangan Jaringan

3.9.  Perancangan dan Pengembangan Jaringan

A. Tahapan Perancangan dan Pengembangan Jaringan 
Ada banyak cara dan perencanaan pembangunan sebuah jaringan komputer. Tergantung bagaimana jaringan komputer itu dibangun disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan kerja. Dalam operasi jaringan lokal, sebenarnya tidak membutuhkan perancangan yang komplek, karena pada dasarnya setiap kelompok jaringan memiliki sepesifikasi sendiri. 
Pembangunan jaringan secara bertahap dengan tahapan yang sistematis dan terstuktur memiliki urgensi yang tidak boleh diremehkan.
 Dengan membuat rencana dan desain jaringan yang disusun dengan baik akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya: 
1. Terpenuhinya kebutuhan pengguna secara optimal. 
2. Jaringan yang dihasilkan dapat mendukung sistem informasi yang telah ada. 
3. Memudahkan administrasi jaringan.
 4. Memudahkan proses troubleshooting.
 5. Memudahkan penyusunan anggaran. 
6. Memudahkan pengembangan jaringan. 

Tujuan dari merancang dan mendesain jaringan adalah menghasilkan jaringan yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara optimal dengan anggaran biaya, baik biaya pemasangan, operasional, dan pengembangannya yang sehemat mungkin. 

Teknik Pembangunan Jaringan Ada dua teknik yang dapat digunakan, yaitu: 
1. Bottom Up Jaringan dibangun berdasarkan kebutuhan setiap unit atau departemen dalam sebuah instansi. Contoh, unit pemasaran membangun sebuah jaringan lokal yang menghubungkan seluruh komputer pada unittersebut. Unit-unit lain, seperti unit produksi, dan lain lain kemudian menyusul membangun jaringan lokalnya masing-masing dengan tentu saja menyesuaikan dengan jaringan lokal unit pemasaran yang telah ada. Seluruh jaringan tersebut nantinya dapat diintegrasikan menjadi satu.
  • Kelebihan, setiap unit dapat membangun jaringannya sesuai kebutuhan spesifik mereka. 
  • Kekurangan, penggabungan jaringan lokal setiap unit mungkin lebih rumit, sehingga membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu lebih.
2. Top Down Jaringan dibangun secara menyeluruh dalam sebuah rencana kerja, yakni jaringan lokal untuk tiap unit dibangun secara bersamaan dengan spesifikasi yang sama, desain dan implementasinya dilaksanakan hanya dalam sebuah proyek kerja. Contoh,jaringan lokal setiap unit dalam sebuah instansi dibangun secara bersamaan dengan spesifikasi hardware dan software yang sama dalam sebuah proyek kerja. 
  • Kelebihan, penghematan terhadap biaya, tenaga, dan waktu karena semua dilaksanakan dalam sebuah proyek kerja. 
  • Kekurangan, kurang dapat mengakomodasi kebutuhan spesifik dari pemakai pada unit-unit kerja yang ada.
Tahapan Pembangunan Jaringan
 Pembangunan jaringan dibagi dalam beberapa tahap, berikut ini: 
1. Mendefinisikan tujuan, yakni menentukan tujuan-tujuan yang ingin diraih dari pembangunan jaringan. 
2. Studi kelayakan, yakni berupa survei mengenai berbagai aspek yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan dalam membangun jaringan. 
3. Perencanaan, yakni menganalisis sistem jaringan yang akan dibangun meliputi seluruh aspeknya (komponen hardware dan software, layanan, dsb) sehingga dapat disusun rencana yang matang. 
4. Perancangan, yakni menentukan rancangan konfigurasi (skema pengalamatan, topologi, dsb) dan pelayanan yang akan diberikan oleh jaringan, serta pengelolaannya. 
5. Implementasi, yakni mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat, meliputi: 
  • a. Penyediaan perangkat keras dan perangkat lunak. 
  • b. Penempatan peralatan dan menginterkoneksikannya. 
  • c. Installasi perangkat lunak. 
  • d. Pengujian. 
  • e. Dokumentasi. 
  • f. Pelatihan SDM.
  • g. Evaluasi, yakni evaluasi terhadap hasil implementasi rancangan jaringan apakah telah sesuai dengan yang telah direncanakan. 
  • h. Pemeliharaan, yakni memelihara (maintenance) operasional jaringan agar kinerjanya tetap optimal. 
Perancangan LAN pada bangunan satu lantai
Untuk membuat rancangan jaringan komputer pada bangunan satu lantai maka perlu diperhatikan hal berikut:
  • Kebutuhan kabel baik jenis dan panjangnya.
  • Keamanan instalasi dari ganguan fisik dan kelistrikan. 
  •  Tidak melanggar spesifikasi yang telah ditentukan pabrik dan produsen alatalat penunjang jaringanLAN. 
  •  Pemilihan topologi yang tepat 
  •  Perencanaan penambahan dan pengembangan dikemudian hari. 
  •  Jumlah pemakai/user 
  •  Divergensi Ruangan (tingkat penyebaran ruangan) dan tata letak node (titiktitik workstation) 
  •  Letak lorong kabel pada dinding, lantai atau atap.

Letak server dan jalur kabel 
Untuk menetapkan server maka perancang jaringan harus mempertimbangkan beberapa faktor:
  • Letak ruangan khusus untuk server yang tidak mudah dijangkau oleh pihak-pihak yang tidak berwenang 
  •  Bebas debu dan asap 
  •  Bebas binatang pengerat (tikus) atau serangga 
  •  Ruangan bertemperatur rendah dan tidak lembab.
Perancangan jaringan komputer lokal gedung bertingkat 
Pembangunan jaringan pada gedung bertingkat 
a. Horizontal subsystem
 Mencakup instalasi pada suatu lantai tertentu sedemikian rupa sehingga instalasi horizontal pada suatu lantai tidak saling tergantung dengan instalasi horisontal pada lantai yang lain.
b. Vertical Horizontal subsystem
 untuk menghubungkan beberapa horizontal distribution subsystem yang terdapat pada beberapa lantai (gedung bertingkat) yang berbeda, tetapi dalam satugedung yang sama sehingga dapat menjadi satu kesatuan infrastruktur jaringan. 
Jika jaringan yang bertopologi berbeda satu dengan yang lain digabungkan maka akan terbentuk mixednetwork topology (topologi campuran). Campuran yang paling sering adalah topologi bus dan topologi star.

Maaf Materi Ini Belum SELESAI.